de la vina
Berbagai masalah kita hadapi setiap hari, bukan? Kadang-kadang kita gembira, kadang-kadang kita cemas. Kegagalan sering membawa suasana suram, kecewa, yang tidak jarang disertai dengan air mata. Namun, sering pula kita alami bahwa kepahitan dapat menjadi dorongan untuk mencapai sukses. Dari kegagalan, orang belajar menimba hal-hal yang baik. Dan orang ini tidak canggung apabila kesulitan-kesulitan itu menerpa hidupnya.

George Frederick Handel mengalami ketika pada suatu saat kesehatan dan keuangannya berada pada titik rendah, ia bangkit dan melejit mencapai klimaks dari pengalaman kreatifnya. Ketika para pemberi pinjaman mengancam akan memenjarakannya, dan ia saat itu menderita lumpuh sebagian, ia lalu pergi mengasingkan diri dengan Allah dan ia bergumul dalam doa seperti belum pernah dialaminya sebelumnya.

Pada saat itu Tuhan menjawab kemelut hidupnya dan Tuhan memampukan dia untuk menulis oratorium terbesar yang berjudul Mesias. Gubahan itu keluar, mengalir dari penanya dan menjadi karya yang dikagumi sepanjang abad.

Menjadi orang Kristen tidak berarti bahwa kita akan dibawa melalui kehidupan yang penuh kemudahan. Hidup itu penuh dengan perjuangan. Berbagai rintangan dan kesulitan akan kita hadapi tatkala kita mengikut Kristus. Jika dasar iman kita lemah, maka kita akan mudah terombang-ambing. Kemampuan kita terbatas bukan? Tanpa pertolongan Tuhan, kita tidak akan mampu menghadapinya. Tuhan sering juga memakai kesulitan-kesulitan dalam hidup untuk meningkatkan iman kita. Melalui campur tangan Allah, kehilangan-kehilangan diubah-Nya menjadi berkat baik untuk kita, demikian juga bagi orang lain.

Betapa terhibur dan menguatkan ketika kita mengetahui bahwa dalam segala hal, bahkan dalam kesulitan kita, Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia

(Roma 8:28    Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.).
de la vina
Katanya, wanita itu sangat susah dibuat bahagia. Jika dikatakan cantik dikira menggoda, jika dibilang jelek disangka menghina. Bila dibilang lemah dia protes, bila dibilang perkasa dia tersinggung sambil berkata :"Emang saya laki-laki?.

 Begitu juga pria.. Jika kamu memperlakukannya dengan baik, dia pikir kamu jatuh cinta padanya, jika tidak, kamu akan dibilang sombong. Hati-hati untuk tampil di hadapan mereka. Jika kamu berpakaian bagus, dia pikir kamu sedang mencoba untuk menggodanya. Begitu juga sebaliknya, jika tidak dia bilang kamu kampungan. Betul kan???

Jika kamu berdebat dengan para laki-laki, dia akan bilang kamu itu keras kepala. Tapi jika kamu tetap diam, dia bilang kamu tidak punya otak. Jika kamu lebih pintar daripada dia, dia akan kehilangan muka. Jika dia yang lebih pintar, dia akan bilang bahwa dia paling hebat. jadi sama-sama susahkan??

Oleh karena itu maka diciptakan cermin, untuk menjaga jangan ada yang salah tingkah, salah kira, salah persepsi.

Rasul Yakobus mengajak kita untuk bercermin. Tapi cerminnya, bukan cermin di tembok, di spion mobil atau dimanapun. Cerminnya adalah Firman Tuhan.

Jika kita membaca Firman Tuhan, maka kita akan melihat (merenungkan) perbuatan kita. Misalnya : Jika kita membaca Ulangan 5:20 (Jangan memberi kesaksian palsu tentang orang lain) mungkin suara hati kita akan mengatakan : ia ya... kemarin saya sudah menggosipi teman saya. Ooh.. ini harus saya hentikan. Karena sifat seperti ini membuat perilaku saya jelek.  Atau bila kita membaca kitab Ibrani 4:7 (Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"), mungkin suara hati kita akan mengatakan: Wah...ternyata selama ini saya tidak mau mendengar teguran Tuhan".

Mungkin kita setuju, jika kesuksesan kita di bidang apa pun termasuk ditentukan oleh sikap dan perilaku kita. Jika perilaku kita menyenangkan maka kita akan di datangi orang-orang. Tapi jika kita perilaku kita memuakkan seperti penggosip, pendengki, pencemburu, egois atau yang lainnya maka kita akan di jauhi orang.

Kenapa Yesus selalu didatangi oleh ribuan orang? Itu karena di dalam diri Yesus ada perilaku yang sangat menyenangkan. Dia senang untuk membantu orang lain. Dia tidak egois atau mencari kesenangan atau kepentingan sendiri.

Tapi bagaimana kita tau bahwa di dalam diri kita tersimpan sesuatu yang sangat disenangi orang lain? Jawabannya: Rajin-rajinlah bercermin kepada Firman Tuhan..  


NB:  Yak 1:23-24  
(23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.

(24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.


de la vina

Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya untuk menemaninya berjalan - jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asyik memandangi sesuatu. Lalu Daud menghampiri Salomo dan berkata "Anakku apa yang sedang engkau lihat??

"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu. Mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun - daun itu??"tanya Salomo kepada ayahnya.

Daun itu adalah makanannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi", jawab Daud.

"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini", sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.

"Yah itulah Kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil, tahukah kamu semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10x lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut!. Jika engkau nanti menjadi seorang raja",jawab Daud.

"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?",tanya Raja.

"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore", jawab Salomo.
"Tidak Nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja, mereka tidak pernah lelah. Tidak ada yang tampak sedang asik bersantai, sambung Raja Daud.

Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja.. Tapi ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja?, mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja?". Salomo mencoba mengajukan argumen.

Tidak, mereka bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki ratu yang bertugas melahirkan para semut. Sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah para prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka, tapi tidak untuk mengontrol para pekerja.

Yang dapat kita ambil dari sifat semut :
Pertama, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan makanan, tak satupun dari mereka yang mencuri ataupun bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi.

Kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing-masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia, mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa di awasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi.

Itulah yang dapat kita ambil sifat dari semut. Jika engkau menjadi Raja hendaknyalah engkau belajar dari semut...